Satu kali seorang karyawati yang dicampakkan oleh suaminya, masuk kantor sangat terlambat tanpa izin. Sekitar hampir jam makan siang, dengan santai dan tanpa beban si karyawati ini melenggang masuk seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Rekan kerjanya, seorang pria, dengan jengkel menegur dia supaya lebih bertanggung jawab di dalam pekerjaan. Wah mendengar kata tanggung jawab dari seorang pria, karyawati tersebut langsung sangat tersinggung dan berkata, " Tanggung jawab? Apa kamu tahu seberapa bertanggung jawabnya kaum pria itu? ".
Di lain kantor, seorang karyawati juga seringkali melalaikan pekerjaannya dengan minta izin untuk pulang setelah makan siang, atau bahkan tidak masuk kantor sama sekali. Kalau hanya satu dua kali, manajernya masih bisa memaklumi, tapi ini terjadi berulang kali. Alasannya? Untuk pelayanan, walla rohani sekali.
Dengan segala simpati, masalah yang dihadapi karyawati di atas memang sangat berat. Pelayanan juga harus diakui memang penting bagi kita anak Tuhan. Tapi bagaimana pun juga, kita tidak bisa membiarkan urusan kita diluar kantor mempengaruhi kinerja kerja kita. Demikian juga sebaliknya, masalah yang kita hadapi di dalam kantor, tidak seharusnya kita bawa pulang dan membiarkannya mengganggu hubungan kita dengan keluarga. Terus terang saja, praktiknya memang jauh lebih susah dari kedengarannya.
" Lalu kata Yesus kepada mereka : " Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah ~ Luk 20 : 25 ~ "